Wednesday 29 September 2021

My Ex-Boss Become My Subordinate

Namaku Ina. Sebagai lulusan jurusan akuntansi, aku tidak kebanyakkan seperti teman-temanku yang bekerja sebagai auditor. Aku malah bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang sekretaris. Aku cukup beruntung memiliki seorang bos pria yang sangat baik kepadaku. Ia tidak pernah membuatku lembur, dan hampir semua kegiatan yang notabene bisa dia kerjakan sendiri, seperti mengambil minum, dia akan melakukannya sendiri. Bahkan seringkali ia malah yang akan mengambilkan minuman buatku, sementara aku sedang mengikir kukuku. 


Tapi tentu aku tidak menyuruhnya. Ia secara inisiatif mengambilkan minuman untukku. Namun lama kelamaan kami semakin dekat, aku bahkan tidak segan lagi memerintahnya untuk mengambil minuman untukku
"Bon ambilin minuman dong, sekalian. "kataku saat melihat bosku sedang berjalan menuju pantry.
Ia aku memanggil bosku dengan panggilan nama. Memang dari awalku bosku itu tidak mau ada jarak atau strata diantara kami. Kami jadi layaknya setara, hanya berbeda pekerjaan, dan tentunya berbeda gaji.
Namun bosku tidaklah pelit. Ia seringkali membelikan aku makan siang, jadi dapat dikatakan gajiku hampir utuh. Ia juga sering membelikanku jajanan, bahkan dia sendiri yang turun ke bawah untuk membelikannya, dan menggunakan uang dia untuk dia kasihkan ke aku.
Dapat dikatakan aku sangat nyaman kerja di sana, dan tentu hanyalah orang gila yang berada di posisiku yang berpikir akan meninggalkan perusahaan dengan bos sebaik itu. Namun masalahnya aku memiliki passion yang berbeda. Passion sebenarnya diriku adalah dancing dan modelling. Sedari SMA dulu aku sudah aktif mengikuti eskul dancing dan cheerleading. Lalu lanjut saat kuliah aku juga sering mengikuti kompetesi dancing dan modelling.
Dapat dikatakan aku memiliki sifat narcissm. Aku sangat suka diperhatikan oleh orang lain. Dari ujung kepala hingga ujung kaki. Beruntungnya aku memilki wajah yang cantik dan tubuh yang bagus juga. Aku juga gemar dengan perawatan kecantikan, dan dapat dikatakan pakaian yang kupakai dari ujung kepala hingga ujung kaki juga bukan barang murahan.
Lebih lanjut lagi selain diperhatikan, aku akan lebih suka lagi bila ada yang memuja-muja diriku. Followerku di instagram sudah mencapai 40 ribu orang. Aku menamakan diriku Princess Ina, dan memang aku menunjukkan persona diriku sebagai princess. Dan sepertinya ada fansku yang menangkap personaku itu dan bahkan membentuk fans club untuk 'memujaku'. Fans club itu bahkan dinamakan Hamba Ina.


DI instagram aku suka sekal memposting foto yang seperti menunjukkan bahwa diriku berderajat lebih tinggi. Aku akan duduk di sofa seperti Ratu misalnya dan menyilangkan kakiku, dan mengambil gambar dari lantai, seakan-akan hamba-hambaku sedang duduk di bawah kakiku. Terkadang bahkan aku akan menunjukan telapak sendalku, atau telapak kakiku sambil duduk seperti itu. Untuk lebih menekankan bertapa tingginya diriku dan mereka hanya di bawah kakiku.
Awalnya kupikir sikap angkuhku itu akan membuatku dibenci, namun di luar dugaan begitu banyak yang suka dengan sikapku yang seperti Princess itu. Bahkan mereka sampai membentuk fans club yang seringkali memposting caption yang meninggikan diriku seperti "Your Highness Princess Ina selamat pagi, kami hamba-hambamu meninggikanmu.
Aku mulai kesulitan untuk membagi waktu antara pekerjaanku sebagai seorang sekretaris dan pekerjaanku di dunia modelling dan dance. Bahkan saat aku sudah semakin terkenal aku semakin kebanjiran side job untuk modelling. Akhirnya kuputuskan setelah 2 tahun bekerja untuk resign dan fokus di dunia modelling.
Saat itu umurku baru menginjak 24 tahun. Dan keputusanku dapat dikatakan tepat. Dengan kecantikanku dan sikap percaya diriku yang tinggi aku bahkan mulai merambah dunia akting, tarik suara you name it. Dan aku pun dapat menjadi terkenal. Saat itu aku sudah berhasil menghasilkan uang yang cukup banyak untuk dapat hedon. Terlebih lagi aku juga mendapatkan jodoh seorang pengusaha kaya. Jadilah aku berhasil mendapatkan hidup layaknya seorang princess benaran. Aku tinggal di komplek perumahan kaya, dan kerjaanku tiap hari adalah hedon dan ke salon untuk mempercantik diri. Aku masih sesaki dancing dan modelling, namun kekayaan suamiku membuat hal itu tidak relevan lagi. Aku juga seringkali berlibur ke luar negeri. Pokoknya saat itu aku hidup mewah, umurku baru 26 tahun pada saat itu.
Suatu hari aku sedang berjalan-jalan setelah meeting bisnis untuk salah satu usahaku. Aku menggunakan sepatu pump hitam Christian Louboutin. Tidak sengaja aku menginjak tanah yang sedikit kotor sehingga membuat sepatuku sedikit kotor. Karena akan ada meeting berikutnya aku pun mencari tukang semir sepatu. Kebtulan aku menemukan seorang tukang semir sepatu. Aku pun menghampirinya.
"Semir sepatuku dong. "Kataku
"sampai bersih ya. Telapaknya juga bersihin"kataku lagi dengan tegas, sambil menunjukkan telapak sepatuku yang kotor di dekat mukannya.
Aku memang terbiasa untuk memperlakukan orang-orang dengan pekerjaan hina seperti ini dengan sedikit kasar. Karena bagaimanpun juga orang-orang seperti ini harus tau strata mereka.
"Baik Nyonya balas pria itu. Ia menggunakan topi sehingga aku kurang bisa melihat tampangnya. Namun sepertinya aku mengenalnya. 
Dia memanggilku dengan sebutan Nyonya. Seperti pria ini setidaknya tahu strata dia yang rendah itu. Aku berencana memberikan uang tips untuknya. 
Saat aku mengajak ngobrol dia ia seperti takut untuk melihat kemataku. Aku pun penasaran dan menaikan mukanya dengan sepatuku
"Coba aku mau liat mukamu. Jangan nunduk terus dung"" Kataku sambil mengangkat mukanya ke atas dengan mengangkat dagunya dengan ujung sepatuku.
Tentu aku tidak mau memegang muka kotornya dengan tanganku.
Terkejutnya aku saat kulihat ternyata dia adalah si Abon, bekas bosku dulu
"Abon kamu toh ya. Kok bisa jadi kerja rendahan gini? "Tanyaku lagi
Terlihat ia seperti malu dan berusaha menunduk lagi. namun aku kembali mengangkat mukanya dengan sepatuku.
Meskipun aku sudah tau ia adalah mantan bosku namun tidak membuatku lantas mau memegang mukanya. Tentu sepatuku yang lebih masih pantas menyentuh mukanya , mengingat stratanya yang saat ini.
"Kamu malu ya sekarang kamu bersihin sepatuku. Rendah banget. Tapi gak apa lah setidaknya halal."Kataku lagi 
Lalu aku menjulurkan telapak sepatuku sampai menyentuh mukanya.
"Bersihin nih telapaknya juga ya Bon. Sampe bersih. Sampe lu bisa ngaca di telapak sepatu gw!"Perintahku lagi 
Terlihat mukanya memerah. Sepertinya dia merasa sangat terhina. Namun aku malah menyukainya.
"Baik Nyonya "Katanya pelan. Sambil mengambil lap dan mulai melap telapak sepatu Louboutinku yang berwarna merah.
Dia terlihat benar-benar berusaha untuk membersihkan telapak sepatuku sebersih mungkin. Sebenarnya biasaya tukang semir sepatu tidak pernah membersihkan telapak sepatu. 
Lalu aku pun melihat telapak sepatuku untuk mencek hasil pekerjaannya. Lalu aku menatap dia dengan tatapan marah. Dan menjulurkan telapak sepatuku sampai menyentuh hidungya.
"Menurut lu ini bersih ha!"bentakku
Ia terlihat ketakukan
"Maaf2 Nyonya aku akan bersihin lagi katanya lagi ketakutan
"Hahaha aku bercanda Bon. Good job kok udah bersih. "kataku lagi 
"O my God Bon roda berputar ya. Dulu lu bos gw sekarang lu pathetic banget."Kataku lagi. 
Sebenarnya aku tau aku sedikit keterlaluan bila berbicara. Namun Abon terlihat tidak keberatan direndahkan seperti itu.
Ia bahkan mengucapkan terimakasih saat aku memberikan uang.
Tentu aku tidak mengucapkan terimakasih sama sekali.
Karena memang strata dia tidak pantas untuk mendapatkan terimakasih dari seorang yang stratanya setinggi aku.
Aku mareasa kasian melihat Abon. Lalu aku kembali duduk dan menyilangkan kaki. Sepatuku begitu dekat dengan hidung si Abon.
"Abon gw kasian sama lu. Lu mau kerja ama gw, jadi kacung tapinya. Soalnya posisi itu aja yang kosong si."Kataku lagi. Sambil menempelkan telapak sepatuku di hidung Abon.


"nanti u gw kasi tinggal di rumah gw and gw bayar 10 juta tiap bulan gimana tertarik?"
Abon tidak berpikir panjang dan langsung menangguk.
"Pasti lu tertarik lah. Gw begitu baik mau kasih gaji 10 juta. Pasti buat u itu uang gede banget ya hahaha. Bagi gw itu uang jajan doang si. "Kataku lagi.
"Ya udah lu kowtow 3 kali ucapin terimakasih!'kataku lagi sambil menendang pelan kepalanya ke lantai.
Abon sangat menurut dan ia langsung membenturkan kepalanya ke lantai 3 kali sambil berkata
"Terimakasih Nyonya Ina"

Menambah penghinaan saat kowtow singkat itu, bahkan aku menaruh kakiku yang bersepatu di atas kepalanya.
Sebenarnya terbesit sedikit di diriku apakah aku terlalu keterlaluan memperlakukannya. Tapi sepertinya ia juga tidak masalah, asalkan diberikan pekerjaan. 
Lagian memang dia sudah menjadi hina dan rendahan jadi pantas direndahkan. Karena memang sudah rendah. 
Tentunya aku masih ingat bertapa baiknya dia dulu saat menjadi bos. Karena aku masih mengingat dia begitu baiknya, maka aku menawarkan pekerjaan baginya, dengan gaji yang fantastis. Terlebih lagi tempat tinggal juga aku berikan. Jadi ia tidak perlu sengsara lagi tinggal di kosan kumuh dia itu.

lalu aku pun memberikan alamat rumahku ke dia. Aku melemparkannnya ke lantai sebuah kartu nama. Abon yang masih dalam keadaan berlutut membungkuk untuk mengambil kartu nama itu. Ia mengambilnya dengan kedua tangannya sementara kepalanya kembali dibungkukan ke lantai sementara ia mengangkat kartu nama itu di atas kepalanya seperti memberi hormat.
Jujur aku kagum dengan bertapa hormat dan tau dirinya sikapnya itu. Meskipun ia dulu adalah atasanku
"Besok jam 6  pagi udah sampe ya. jangan telat!"Kataku tegas
"baik Nyonya. Terimakasih Nyonya."Kata Abon lagi masih dalam keadaan menunduk. Aku tidak tahu entah karena dia sedang menghormat atau malu melihatku dengan keadaan dia yang sepathetic ini.
Aku tidak menyalahkannya. Memang dia terlihat sangat pathetic, bahkan aku mau meludah ke muka dia tiap melihat muka dia yang menjijikan itu. namun tentu itu semua didasarkan oleh cinta. Karena aku sama sekali tidak ada dendam dengannya. Bahkan aku sayang sama dia. atau cenderung kasihan.

Keesokan harinya benar dia datang tepat waktu. bahkan jam stngah 6 sudah tiba dia di depan gerbang rumah. Memang dari dulu saat masih kerja kantoran pun ia terkenal sangat tepat waktu.
Tentu aku tidak langsung menginjinkan ia masuk. Aku biarkan ia menunggu di depan pintu rumah. Aku bahkan menginstrusikan pembantuku TIna untuk menyuruh dia berlutut di depan pintu rumah
Aku sengaja membiarkan dia menunggu dengan berlutut sampai satu jam. Baru jam 7 aku ijinkan ia untuk masuk.
Abon masuk dengan merangkak. Sepertinya dia benar-benar tau strata dan cara bersikap. Bagus pikirku.
"Sini Abon masuk berlutut dekat kakiku."Perintahku
Abon pun menurut dan berlutut di bawah sofa dekat kakiku. Aku menaikan kakiku ke sofa, sementara sandalku berada di lantai.
"Tundukin kepalamu Bon"
Abon pun menurut dan menundukan kepalanya.
kulihat bahwa ia menundukan kepalanya kurang rendah. Aku pun mengambil satu sendalku memakainya di kaki kanannku lalu menginjak kepala Abon dengan kaki bersendalku.
"Lebih rendah lagi Bon. Ampe hidungmu cium sendal Louis Vouitonku" kataku lagi lembut.
" kamu tau harga sandal yang menempel di telapak kakiku, sekarang sedang kamu cium itu?. 300 juta loh. Wangi kan srndal 300 juta " kataku lagi
Abon pun menundukan kepalanya sampai hidungnya menempel di sendalku yang sedikit kotor itu.
Aku merasa aku sedikit keterlaluan memperlakukannya serendah itu. Terlebih mengingat dia bukanlah bos yang kejam dulunya, dan tentu aku tidak ada niatan untuk membalas dendam untuk apapun. Namun aku terlalu menikmati hal ini, rasa superioritas terhadap mantan bos yang sekarang so pathetic dan berada di bawah kakiku. Ada rasa terpuaskan yang sangat kuat, yang membuatku tidak mungkin untuk tidak melakukannya. Setidaknya aku berjanji tidak akan menghukum dia secara fisik. Aku hanya akan merendahkannya serendah mungkin. Dan ini juga untuk kebaikannya supaya ia tahu strata dia .
Tentu saat ia dulu menjadi bos, ia tidak pernah memperlakukanku lebih rendah. Ia merupakan penganut paham bahwa bos dan anak buah setara. Namun tentu aku tidaklah demikian. Bagiku orang yang stratanya rendah harus diperlkaukan rendah, karena memang sepantasnya seperti itu. Abon begitu rendah, begitu hina. Bahkan aku tidak mau mengotori telapak kakiku dengan menginjak kepalanya. Aku harus menggunakan sendal setiap kali mau menginjak kepalanya.
Kepala Abon begitu rendah seperti layaknya tahi / kotoran yang najis jika kau menginjaknya dengan kaki telanjangmu.


"aku sebutin ya beberapa termsnya. Tugas kamu cuma satu melayani aku. Aku mau sampai hal-hal kecil seperti membukakan sepatuku memasangkan sepatuku kamu yang kerjakan semua. Untuk tugas lainnya kamu akan disupervisi oleh embakku. Kamu harus patuh ama dia. Intinya dia itu bos kamu. Aku big boss kamu. Paham?"tanyaku tegas
"Paham Nyonya. "Jawab Abon lembut.
"nanti kamu akan dibayar per bulan. Kamu nanti tidur di bawah tanah. Ada ruangan satu khusus buat kamu. Maaf mungkin rada bau karena deket ama septic tank."kataku lagi sambil tertawa. Tapi kamarnya gak jelek kok. aku yakin lebih kumuhan kos-kosan miskin kamu."lanjutku lagi.



Oh ya lupa kuceritakan bahwa aku sudah cerai dengan suamiku dan mendapatkan harta gono gini yang cukup banyak. Beruntungnya aku belum mempunyai anak. jadi di umurku di 27 tahun ini aku kembali dapat menikmati kebebasan.
Umur Abon sendiri cukup jauh di atasku. Ia berumur 42 tahun. Dengan gap umur cukup tinggi itu tentu rasanya jauh lebih merendahkan bagi Abon diperlakukan sedemikian rupa olehku.
"nanti kamu dapet makan tiga kali sehari. Tapi kamu makannya abis si embak ya soalnya nanti kamu makan makanan sisa dia. Ada pertanyaan?"
 Abon menggeleng
"bagus sekarang kowtow kamu 100 kali buat tanda kamu setuju dan resmi menjadi kacungku." perintahku.
Saat ia kowtow aku pun menaruh kaki bersendalku di atas kepalanya , kemudian menyilangkan kakiku.
Aku begitu senang melihat dia begitu pathetic membenturkan kepalanya berkali kali di lantai sementara aku menginjak kepalanya dengan sendalku. Rasanya hina sekali pasti bagi dia. 
Ini tentu berbanding terbalik saat aku diterima bekerja di tempat dia. Kami hanya berjabat tangan saja. Namun aku ingin dia benar-benar memahami strata sosial dia. Maka bagiku cukup penting ritual penyembahan ini. Bukan berarti aku benci atau gimana, memang sudah sepantasnya ia diperlakukan begitu. 
Setelah selesai kowtow 100 kali kulihat kepalanya sedikit berdarah. 
"good good. Kamu minta Mbakku obat tuh ya kepalamu lecet. Setelah itu balik lagi ke sini. Aku mau kamu pijitin kaki aku. Tapi nanti kamu pake tuh sarung tangan, biar tangan najismu gak bikin kaki suciku kotor"perintahku lagi.
Setiap harinya ada saja cara baruku untuk menghumiliasi dia. Kadang aku menghumiliasi dia di depan teman-teman wanitaku. Aku menjadikan ia keset, dimana seluruh teman wanitaku sebelum datang bisa mengeset sepatu mereka, tentu saja di muka dia. Selain itu tentu ia juga bekerja keras. Seringkali aku memanggilnya hanya untuk memakaikan sendalku
"Abon sini lu. Cepet pakaien sendal gw!"Bentakku kasar. Begiutlah biasanya aku memanggil dia
Seringkali aku juga akan memanggil dia dengan sebutan kacung.
Hukuman fisik yang kulakukan kebanyakan hanya sampai menampar saja. namun aku menamparnya dengan sendalku. Dan kebanyakkan bila ia salah aku hanya menghukum dia untuk berlutut di batu kerikil sementara kusuruh ia kowtow sampai dengan 1000 kali.
Biasanya ia sampai menangis dengan hukuman itu. Dan bila ia sudah mulai tidak kuat aku akan memindahkan dia untuk berlutut di bantal. Aku tidak tega bila melihat dia terllau kesakitan.
Begitulah sehari-hari kehidupannya dia. Seorang boss yang sekarang menjadi seorang kacungku
End




Thursday 9 September 2021

Diperbudak Pembantu


 PEMBANTU DARI NERAKA

Sinopsis

Dengan napas yang terengah- engah Ardi merangkak sambil mengepel ruangan tamu yang cukup besar itu. Ardi disuruh mengepel dengan menggunakan pelan tangan, sehingga mau tak mau ia harys merangkak kesana kemari. Yang membuat sulit adalah ini pertama kali Ardi mengepel lantai, belum lagi dengan menggunakan pel-an tangan. Ditambah lagi sebuah sepatu flat menempel di hidung Ardi dengan menggunakan lakban. Sepatu flats yang sangat ' wangi ' itu adalah kepunyaan seorang yang seharusnya adalah pembantu Ardi. Ya namanya adalah Tri. Wanita berumur 24 tahun itu malah santai2 duduk di sofa sambil menaikkan kedua kakinya yang indah ke atas meja. Dia sibuk live bigo, mempertontokan kehidupan santainya bak ratu, dengan sesekali memperlihatkan ardi yang ia katakan ke followernya adalah babunya.

“ Ia itu sepatu flat gw yang nempel di hidungnya” Tri menjawab pertanyaan penontonnya yang menanyakan benda yg menempel di hidung Ardi

“ ia dong dia kan babu, jadi wajib cium wangi surga Nyonyanya” lanjut Tri sambil tertawa.

Ini hanyalah hari pertama Ardi berperan jadi babu Tri, dan dia sudah dihina sedemikian rupa. Ketakutan tercermin di mukanya mengingat inilah yang akan terjadi di hari- hari kedepannya

Pembantu Baru itu Bernama Tia

Akhirnya cita-cita Ardi untuk dapat tinggal terpisah dari orang tua tercapai. Paska lulus dari SMP, Ardi memutuskan untuk bersekolah di Jogjakarta. Ardi berhasil menyakinkan orang tuanya yang super kaya itu untuk dapat bersekolah di luar kota. Orang tua Ardi sebenarnya berat hati, dikarenakan umur Adi yang baru menginjak 15 tahun. Namun karena Ardi sudah bersikeras dan kebetulan dia juga mendapatkan beasiswa penuh di sekolah itu, maka orang tuanya punmengijinkan..

Orang tua Ardi adalah salah satu orang terkaya di Jakarta. Asetnya ada di mana-mana. DI Jogjakarta Ardi tinggal di salah satu apartemen mewah milik orangtuanya. Salah satu syarat Ardi boleh bersekolah di sana adalah bahwa dia tidak boleh tinggal sendiri. Maka dicarikanlah pembantu untuk menemani sekaligus melayani Ardi.

Ini adalah hari pertama Ardi akan tinggal di apartemen barunya di Jogjakarta.

Saat itu masih dalam liburan sekolah sehingga Ardi masih akan bebas sampai dengan awal bulan depan. Ardi diantar oleh bokap dan nyokapnya sampai di depan apartemen.

“’ Ardi nanti kamu langsung aja ngomong ke respsionis ma uke unit 1272”Kata nyokap Ardi

“Nanti Mba Tia udah ada di sana dia akan jemput kamu ke bawah”Lanjutnya lagi

Orang tua Ardi tidak dapat menemani Ardi dikarenakan harus langsung menuju Surabaya untuk business trip.

Ardi pun menuju lobi dan bertemu dengan resepsionis. Resepsionis itu pun dengan telepon menelepon ke unit 1272.

“Halo mb aini tamunya udah datang ya”ucap resepsionis itu

“i amba nanti saya turun”ucap suara seorang wanita dari intercom.

Tidak lama kemudian munculah sosok wanita muda yang sangat cantik. Dia menggunakan baju yang cukup seksi, baju tanpa lengan, meperlihatkan lengannya yang mulus, dan celana pendek, menampilkan kakinya yang cantik. Dia menggunakan sendal jepit, memperlihatkan jari-jari kakinya yang tidak kalah cantiknya. Badannya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus. Sangat pas.

Lamunan Ardi terbangun oleh suara Tia

“Ardi ya? Aku Mba Tia” Tia memperkenalkan diri sambil tersenyum dan menjabat tangan Ardi. Tia sedikit menaikan tangannya seraya seperti memberikan gestur untuk Ardi untuk mencium tangannya. Ardi merasa sedikit aneh, kenapa ia harus mencium tangan pembantunya. Namun dia tidak ambil pusing dan langsung salim mencium tangan Mba Tia

Itu adalah keanehan pertama pertemuan dia dengan Mba Tia. Hal lainnya, biasanya pembantu akan memanggil dia minimal dengan sebutan Mas, meskipun secara umur mereka lebih tua. Namun Mba Tia memanggilnya langsung dengan nama. Bukan masalah yang besar si bagi Ardi namun sedikit unik saja.

Mba Tia membantu Ardi untuk membawa salah sat utas jinjing yang dibawanya. Ardi sendiri membawa koper.

“Bagaimana di jalan Di?”tanya Mba Tia

“Lumayan Mba lancar-lancar aja tadi” lanjut Ardi lagi

“Udah makan Di?”lanjut Mba Tia lagi.

“Sudah mbak”Jawab Ardi.

Selain pertemuan awal yang rada aneh itu, sebenarnya awalnya Mba Tia biasa saja. Tiap pagi Mba Tia akan memasak masakan untuk Ardi dan dia sendiri makan. Mba Tia lalu akan bersih-bersih, mengepel, mencuci baju, seperti kegiatan pembantu pada umumnya. Namun untuk beberapa waktu tertentu Mba Tia akan menyuruh Ardi juga bekerja, katanya biar Ardi tidak malas. Jadi Ardi kadang disuruh untuk mencuci piring. Lain waktu juga akan disuruh untuk mencuci kamar mandinya sendiri.

Lama-kelamaan Ardi menjadi dekat dengan Mba Tia, dan Mba Tia mulai memperlakukan dia seperti adik sendiri. Mba Tia juga mulai tidak segan-segan memarahi Ardi bila dirasa dia melakukan salah. Seringkali juga menyuruh Ardi untuk sekedar membeli bumbu di supermarket sampai dengan mengepel lantai. Diam-diam Ardi mulai menunjukan ketertarikan dengan Mba Tia.

Fantasi Ardi

Di sore hari Ardi sering bersama Mba Tia menonton televisi. Biasanya Mba Tia akan duduk di sofa, sambil menaikan kakinya ke atas meja, lalu Ardi akan duduk di lantai

dekat kakinya. Sudah dari awal Ardi tertarik dengan kencantikan kaki Mba Tia. Kakinya yang sekel, dan kuku kakinya yang selalu bersih dan dipedicure. Telapak kakinya yang selalu putih bersih, mungkin sedikit kotor, dan selalu wangi lotion. Terkadang Mba Tia akan menyilangkan kakinya sehingga telapaknya persis menghadap muka Ardi.Ardi akan sengaja mendekatkan mukanya ke telapak kakinya dan menghirup dalam-dalam semerbak harum kaki Mba Tia, campuran wangi khas keringat wanita dan lotion.Entah sengaja atau tidak Mba Tia akan terkadang menggerakan jari-jari kakinya seakan berusaha meningkatkan intensitas wangi kakinya untuk tercium oleh Ardi. Terkadang Ardi akan bermain Babu dan Nyonya oleh Mba Tia. Ardi akan mengambilkan minum lalu meletakan minum di meja dengan gaya seperti babu melayani Ratu.

“Ini Nyonya Minumnya”kata Ardy sambil menundukan kepala dekat kaki Mba Tia yang dinaikan di atas meja.

“Oke babu”kata Mba Tia, sambil menjulurkan kakinya untuk dicium oleh Ardi.

Ardi pun memberikan satu kecupan di telapak kakinya yang sedikit kotor itu.

Lalu sayup-sayup terdengar bunyi gelak tawa Mba Tia berbicara keras melalui telepon.

Ardi terbangun, ternyata itu hanyalah mimpi.

Ardi juga seringkali diam-diam ke tempat sepatu Mba Tia dan mulai mengendus-ngendus wangi kaki Mba Tia dari sepatunya. Ardi juga akan menjilati telapak sepatu yang kotor itu sambil berfantasi bahwa ia disuruh dan dipaksa oleh Mba Tia. Koleksi sepatu Mba Tia cukuplah banyak. Mulai dari flats, sepatu sport, hingga bermacam-macam wedges dan high heel. Koleksi sepatu tersebut bahkan lebih banyak dibanding sepatu Ardi.

Suatu ketika Ardi hampir pernah kepergok saat diam-diam menciumi sepatu Mba Tia. Tengah malam seperti biasa Ardi bangun dan keluar menuju ruang tamu, ke tempat rak sepatu khusus Mba Tia. Lalu dia mengambil salah satu sepatu high heel pump yang baru saja dipakai Mba Tia seharian jalan-jalan dengan temannya. Wangi kakinya Mba Tia masih sangat kuat menempel di sepatu itu. Baru saja Ardi hendak mulai menjilati juga telapak sepatunya yang kotor, tiba-tiba lampu dinyalakan dan suara Mba Tia terdengar

“Ardi lagi ngapain??”

Sontak Ardi langsung berpura-pura mencari sesuatu.

“i.. ini mba kayaknya tadi ada kecoa di deket rak sepatu Mba”, kata Ardi tergagap.

“oh ya mana2?”tanya Mba Tia panik.

“Udah ilang kok Mba”jawab Ardi .

“aduh ak paling takut ama kecoa. Anyway kenapa tengah malam mengendap2 gini sih? Bikin mba kaget aja?” Lanjut Mba Tia sedikit marah.

“Oh anu mba, mau ambil aer tadinya hehe”kata Ardi kagok.

“Aer kan ada di sebelah situ. Dasar bocah gendeng”Kata Mba Tia lagi

“hehe ia mba bener juga maaf2”Kata Ardi salah tingkah lagi

“Ya udah mba lanjut tidur lagi. Matiin lampu nanti sebelum kamu tidur” Lanjut Mba Tia kembali ke kamar.

Oh ia satu hal lagi yang lupa saya ceritakan. Mba Tia tidur di kamar utama, jadi bukan di kamar tidur pembantu. Dari awal dia sudah tidur di sana, memang rada aneh sih, tapi Ardi tidak terlalu memusingkan. Lagian apartemen itu ada 3 kamar.

Dalam hati Mba Tia, dia masih curiga akan apa yang sebenernya terjadi. Segelintir dia melihat bahwa Ardi sepertinya menciumi sepatunya. Tapi keadaan gelap jadi mungkin dia salah liat. Karena penasaran Mba Tia pun memangsang perangkap. Dia memasang CCTV tersembunyi. Let’s see what exactly happened.

Tertangkap Basah

Malam itu seperti biasa Mba Tia dan Ardi menghabiskan waktu menonton Netflix bersama. Kali ini Mba Tia sengaja menggunakan celana super seksi. Dia juga mengkutek kakinya dengan warna merah menyala. Lalu entah kenapa dia juga menggunakan sandal platform tebalnya. Biasanya dia selalu telanjang kaki. Namun Ardi seperti biasa tidak memusingkan hal tersebut. Seperti biasa Ardi duduk di lantai dan Mba Tia duduk di sofa. Lalu Mba Tia berselonjor di sofa, kakinya yang bersendal itu berada di ujung sofa lainnya. Perlahan dia melihat Ardi mulai duduk mendekati ujung sofa yang ada kakinya tersebut. Mba Tia menyilangkan kakinya sehingga telapak sandalnya dekat sekali dengan samping muka Ardi.Kemudian dengan sengaja dia memainkan sendal sampai sendal itu terjatuh di pangkuan Ardy lalu menggerakan jari kakinya seseksi mungkin Lalu dengan seksama dia memperhatikan Ardi. Terlihat Ardy begitu tegang sampai menelan ludah. Dan celananya juga terlihat jauh menggembung.

Ardy benar-benar tegang malam itu. Dia langsung memantapkan diri bahwa malam itu juga, ia harus menjalankan misi untuk mencium dan menjilati sendal platform Mba Tia. Waktu sudah menunjukan jam 10 Mba Tia ijin masuk ke dalam kamarnya . Sendalnya ditaro kembali ke rak sepatu yang biasa. Ardi pun masuk ke dalam kamarnya. Tentunya Ardi tidak tidur. Dia menunggu sampai jem 1 pagi untuk menjalankan misinya, memastikan Mba Tia sudah tertidur.

Mba Tia tentu juga tidak tidur, dia menunggu Ardi untuk menjalankan misinya. Dia bahkan sampai memasang suara orang mendengkur supaya dikira sudah tidur. Mba Tia tidak mengunci pintu kamarnya rapat-rapat, sehingga nanti ia bisa mengintip. CCTV tersembunyi juga sudah disiapkan untuk merekam aksi Ardi.

Ardi merem melek menunggu saat yang tepat untuk menjalankan aksinya. Tepat jam 1 pagi dia mengendap-endap keluar dari kamar. Sebentar dia mendekat ke kamar Mba Tia, lalu mendengar suara dengkuran, yang sebenarnya merupakan rekaman itu. Aman pikirnya. Lalu perlahan dia menuju ke rak sepatu Mba Tia. Dia mengambil sandal platform yang barusan oleh Mba Tia. Sandal berwarna hitam sedikit memiliki bekas toe print dari jari kaki Mba Tia. Lalu dihirupnya dalam-dalam. Sungguh sangat wangi sekali!

Lalu ia membalik sendal tersebut dan mulai mencium telapak sendalnya, dan mulai menjilati telapak tersebut.

Mba Tia diam-diam membuka pintu kamarnya sedikit, dan mengintip. Lalu dilihatnyalah sosok Ardi yang sedang menjilati sandalnya. Mba Tia tersenyum jahat, dan langsung melabrak Ardi

“Ardi ngapain lu bocah tai!”Hardik Mba Tia kasar.

Ardi kelabakan salah tingkah dan langsung melepas sandal Mba Tia dari tangannya.

“Mba… Mba jangan salah paham. Ini gak seperti yang Mba lihat”kata Ardi gelagapan

“Salah paham?!”Hardik Mba Tia sambil menjewer kuping Ardi.

“Mba liat semuanya. Lu cium-ciumin sendal Mba. Lu jilat-jilat. Mba juga buat videonya. Tuh ada cctv di balik vas”Lanjut Mba Tia sambil tersenyum jahat.

“Am..ampun Mba “Kata Ardi dengan muka memelas. Ardi langsung jongkok memegang kaki Mba Tia sambil terus memohon ampun.

Mba Tia menarik kakinya dari tangan Ardi dan menuju ke sofa di ruang tengah

Lalu Mba Tia duduk dan menyilangkan kakinya.

“Sini lu bocah tai. Merangkak! Bawa tuh sendal pake mulut lu!”Bentak Mba Tia.

Ardi buru-buru mengambil sendal hitam Mba Tia dengan mulutnya, lalu dengan merangkak seperti anjing menuju ke sofa tempat Mba Tia duduk.

“Pasangin sendal gw ! “Bentak Mba Tia kasar.

Buru-buru Ardi memasangkan sendal tersebut di kedua kaki Mba Tia yang sangat cantik itu.

“Sekarang lu sembah sujud di depan gw sampai gw suruh berhenti!” perintah Mba Tia kasar.

Ardi buru-buru sembah sujud, mementokan kepalanya di lantai berkali kali di bawah sandal Mba Tia. Sungguh rasanya hina sekali mengingat Mba Tia yang sebenernya adalah pembantu Ardi.

Setelah kira-kira 100 kali sujudan, Mba Tia menyuruh Ardi stop. Lalu ia menginjak kepala Ardi dengan mukanya yang masih menempel ke lantai dengan sandal kirinya, lalu menyilangkan kaki kanannya.

“Sekarang lu denger baik-baik. Gw bisa aja sebarin tuh video ke orang tua.”Ancam Mba Tia.

“Ampun Mba jangan Mba. “ujar Ardi memelas.

“Aku mau melakukan apapun Mba asal mba jangan sebarin videonya”

Terdengar suara Ardi sudah sedikit serak menahan tangis.

“ Yakin mau melakukan apapun?”Tanya Mba Tia lagi

“Ia Mba apapun”Jawab Ardi memelas

“Baiklah gw mau lu jadi budak gw mulai hari ini!” Hardik Mba Tia.

“Lu wajib melayani gw dan nurut apapun yang gw perintahkan. U juga wajib memberikan seluruh uang saku dari ortu lu ke gw. Tenang gw akan tetep kasih u uang jajan kok. “Lanjut Mba Tia tersenyum jahat.

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Ardi selain setuju dengan persyaratan tersebut. Dalam hati Ardi berkecamuk perasaan antara excited dan takut. Dan memang hari hari Ardi ke depannya tidaklah mudah!

Dunia Terbalik

Dengan napas yang terengah- engah Ardi merangkak sambil mengepel ruangan tamu yang cukup besar itu. Ardi disuruh mengepel dengan menggunakan pelan tangan, sehingga mau tak mau ia harys merangkak kesana kemari. Yang membuat sulit adalah ini pertama kali Ardi mengepel lantai, belum lagi dengan menggunakan pel-an tangan. Ditambah lagi sebuah sepatu flat menempel di hidung Ardi dengan menggunakan lakban. Sepatu flats yang sangat ' wangi ' itu adalah kepunyaan seorang yang seharusnya adalah pembantu Ardi. Ya namanya adalah Tri. Wanita berumur 24 tahun itu malah santai2 duduk di sofa sambil menaikkan kedua kakinya yang indah ke atas meja. Dia sibuk live bigo, mempertontokan kehidupan santainya bak ratu, dengan sesekali memperlihatkan ardi yang ia katakan ke followernya adalah babunya.



“ Ia itu sepatu flat gw yang nempel di hidungnya” Tri menjawab pertanyaan penontonnya yang menanyakan benda yg menempel di hidung Ardi

“ ia dong dia kan babu, jadi wajib cium wangi surga Nyonyanya” lanjut Tri sambil tertawa.

Ini hanyalah hari pertama Ardi berperan jadi babu Tri, dan dia sudah dihina sedemikian rupa. Ketakutan tercermin di mukanya mengingat inilah yang akan terjadi di hari- hari kedepannya.

Baru lepas 24 jam Ardi official bertukar peran dengan Mba Tia. Sebenarnya bukan bertukar peran juga sih, karena sebelumnya Mba Tia tidaklah juga seperti pembantu. Namun Ardi benar-benar diexploitasi dan diperlakukan begitu rendah layaknya budak. Selain mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah, termasuk membersihkan dan mencuci pakaian Mba Tia, dan kamar mandinya, Mba Tia juga mempunyai program untuk menghumiliasi Ardi.

“Biar dia tau derajat dan posisi dia “Ujar Mba Tia di live bigonya.

Jadi selama melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah, muka Ardi akan ditempeli dengan berbagai alas kaki bekas Mba Tia. Hari itu muka Ardi ditempeli dengan flat bekasnya yang sudah sangat kotor dalamnya dan berbau. Ardi dengan terpaksa secara konstan harus bernapas sambil menghirup aroma wangi kaki Mba Tia yang tertempel di sepatu flat itu. Ini bisa berlangsung selama beberapa jam, sebelum akhirnya Mba Tia kasihan dan dilepaskan. Keesokan harinya kembali ditempelkan sesuatu di hidung Ardi. Kali ini adalah kaos kaki lengket basahnya yang bekas Mba Tia pakai jogging dan ngegym. Kaos kaki itu dimasukan ke dalam masker yang dipaksa ke Ardi untuk memakai masker itu. Kembali Mba Tia menyorot Ardi di live bigonya

“Nih si Ardi lagi pake masker wangi surga. Alias wangi kaos kaki gw”Kata Mba Tia sambil tertawa.

Biasanya Ardi masih suka dengan wangi kaki Mba Tia. Namun kali ini kaos kakinya benar-benar berbau. Ardi benar-benar kewalahan secara konstan dipaksa menhirup aromanya. Selama hampir 3 jam! Ardi sempat hampir tidak kuat dan memohon Mba Tia untuk mengijinkan membukanya. Namun semakin Ardi memelas semakin ditambah durasi pemakaian masker kaos kaki itu.

Ardi juga disuruh pindah tidur di kamar pembantu. Ardi hanya diberikan Kasur tipis dan satu bantal kepala. Seringkali Mba Tia juga masuk ke kamar itu dengan menggunakan sepatu kotornya, dia menginjak2 bantal kepala Ardi. Seringkali juga Ardi harus tidur dengan ditempelkan sepatu Mba Tia. Tentunya sepatu yang bekas dia pakai.

Bukan hanya siksaan secara mental saja yang diberikan oleh Mba Tia. Ardi juga seringkali dihukum secara fisik. Biasanya Mba Tia akan menyuruh Ardi telanjang bulat dan mencambuknya habis-habisan. Bukan hanya Mba Tia yang mencambuknya. Terkadang cowoknya Mba Tia juga akan ikutan menyiksa Ardi. Ardi terkadang tidak kuat sampai menangis memohon ampun bersujud-sujud di kaki mereka. Setelah puas dicambuk, Ardi akan ditinggalkan telanjang di beranda, lalu Mba Tia dan cowoknya akan masuk kamar dan melakukan sex.

Ada satu hal hukuman mental yang paling Ardi takuti. Biasanya Mba Tia akan menghukumnya dengan hal ini bila Ardi melakukan kesalahan yang fatal. Suatu hari Ardi pernah tidak sengaja membuat baju kesayangan Mba Tia bolong saat mensetrika.

“Eh bocah tai lu apain baju gw!”Teriak Mba Tia melihat baju kesayangannya bolong.



Ardi langsung merangkak ke kaki Mba Tia dan menangis memegangi kakinya

“Ampun Nyonya Tia. Aku gak sengaja membuat bolong. Ampuni aku Nyonya” ucap Ardi sambil terisak-isak.

“u mesti dihukum berat, dasar anjing!”Hardik Mba Tia lagi sambil menendang kepala Ardi.

“Lu tunggu sini tai!”Teriak Mba Tia. Lalu ia masuk ke dalam toilet.

Selang beberapa menit Mba Tia keluar lagi dari dalam toilet dan menarik Ardi masuk ke dalam. Lalu dia memaksa kepala Ardi untuk melihat ke dalam lubang toilet.

“Lu liat itu ada apa?”Tanya Mba Tia dengan senyum jahat.

Terlihat 2 bongkah tai yang cukup besar.

“Tai Mba Tia”Kata Ardi pasrah.

“Lu tau lu itu sebangsa apa?”Tanya Mba Tia lagi

“Sebangsa apa? “Tanya Ardi

“Sebangsa itu yang di dalem goblok!”Hardik Mba Tia sambil menampar keras muka Ardi.

Bibir Ardi hingga berdarah.

“Sekarang lu ngomong cepat keras2 lu itu apa?”tanya Mba Tia

“Aku tai.”Jawab Ardi lirih.

“Yang keras!”Teriak Mba Tia.

Ardi berteriak sekeras-sekerasnya namun gemetar karena menahan tangis

“Ak Ak taii Mba!”Teriak Ardi sambil menahan tangis.

“Nah sekarang u cium tuh tai gw. Dipaksanya muka Ardi masuk ke dalam lobang wc. Lalu tangan Ardi diborgolnya di belakang toilet, dan kepalanya ditali juga.

Hidung Ardi tepat menempel ke bongkahan tai Mba Tia. Baunya luar biasa.

Ardi harus menahan wangi tai yang kuat semalaman. Sambil terisak-isak ia menahan penghinaan luar biasa yang dilakukan Mba Tia kepadanya.



“End”



Kowtow

  Kowtow adalah salah satu bentuk pemujaan khas China, dimana seseorang akan berlutut dan mementokan kepalanya ke lantai berkali-kali. Kowto...